Konsep komunikasi bagi pustakawan
Abstrak
Komunikasi dapat melibatkan semua pihak, bahwa tampa adanya komunikasi suatu lembaga organisasi tidak dapat berjalan dengan efektif dan efesien. Dari hal terkecil sekalipun. Baik komunikasi intrapribadi ( intrapersonal communication) yaitu komunikasi dengan diri sendiri. Kemudian komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) yaitu komunikasi antara orang-orang secara tatap muka (face to face) yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. Tampa komunikasi juga, manusia tidak dapat berinteraksi dengan kelompok individu yang satu dengan kelompok individu yang lainnya. Sehinngga komunikasi sangat penting dalam sebuah perencanaan( planning) di sebuah lembaga, baik ditingkat bawah maupun menengah. Yang menjadi sebuah pertanyaan adalah apakah di lembaga perpustakaan baik berupa pelayanan pustakawan, layanan sirkulasi, pengguna, sudah menerapkan system atau konsep komunikasi dengan baik? Tentu hal itu dianggap significan bagi sebuah lembaga perpustakaan. Bukan hanya mengandalkan system kinerja sesuai dengan aturan, melainkan dapat menguasai seluruh aspek yang berkaitan dengan professionalism libryanship. Salah-satunya adalah dengan menerapkan system komunikasi organisasi dengan baik dan benar.
Pendahuluan
Pendapat Jan Servaes yang ditemukan dalam Artikelnya “ Towars an Al-ternative concept communication and development no.4 1985 itu memperteguh pendapat para pakar bahwa paradigma komunikasi dan pembangunan itu selama tiga decade terakhir ini mengalami pembaharuan. Hal ini tidak mengherankan kalau di ingat bahwa komunikasi pada hakikatnya adalah proses social dan proses psikis yang menyangkut banyak manusia. Yang satu sama lain berbeda kepentingan dan keinginan. Dan berbeda pula antara masyarakat sebagai kumpulan manusia itu dengan pihak penguasa.
Awalnya, fungsi komunikasi bagi pustakawan meliputi system pendidikan atau staf pengajar. Jika di tinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi dalam arti kata bahwa dalam proses tersebut terlibat dua komponen yang terdiri atas manusia, yakni pengajar sebagai komunikator, dan pelajar sebagai komunikan. Perbedaan antara komunikasi dengan pendidikan terletak pada tujuannya, atau efek yang diharapkan. Di tinjau dari efek yang diharapkan itu, tujuan komunikasi sifatnya umum. Sedangkan pendidikan sifatnya khusus. Kekhususan inilah yang dalam proses komunikasi melahirkan istilah-istilah khusus seperti penerangan, propaganda, indoktrinasi, agitasi, dan pendidikan.
Jadi, seseorang yang ,melaksanakan kegiatan perpustakaan, dengan jalan memberikan pelayanan kepada pengguna perpustakaan adalah bagian dari pengetahuan, dokumentasi, dan informasi yang disampaikan melalui system pendidikan, di sebut dengan pustakawan. tulisan ini mengupas tentang bagaimana seorang yang menjadi profesi pustakawan dapat menerapkan konsep komunikasi didalam dirinya sendiri, baik bersifat individual maupun universal.
Hubungan komunikasi dengan kepustakawanan
“Setiap komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan. Dimensi ini di sandi secara verbal, sementara di mensi hubungan disandi secara nonverbal. Dimensi isi menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan menunjjukkan bagaimana cara mengatakannya yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan parda peserta komunikasi itu”. Dan bagaimana pesan itu di tafsirkan.
Dalam buku Dedy Maulana (2006) “ ilmu komunikasi”. Menjelaskan ada dua transakasi dalam berkomunikasi yaitu system internal dan system eksternal. System internal adalah seluruh system nilai yang di bawa oleh individu ketika ia berpartisipasi didalam komunikasi, yang ia serap selama sosialisasinya dalam berbagai lingkungan sosialnya ( keluarga, kelompok suku, masyarakat,kelompok agama, lembaga pendidikan, tempat kerja dan sebagainya). Istilah-istilah lain yang indentik dengan system internal ini adalah kerangka rujukan (frame of reference), bidang pengalaman (field of reference), struktur kognitif (cognitive structure), pola pikir (thingking paterns), keadaan internal (internal states), atau sikap (attidute).
System eksternal terdiri dari unsure-unsur dalam lingkungan di luar individu, termasuk kata-kata yang ia pilih untuk berbicara, isyarat fisik peserta komunikasi, kegaduhan disekitarnya, penataan ruangan, cahaya, dan temperature ruangan. Elemen-elemen ini adalah stimuli public yang terbuka bagi setiap peserta komunikasi dalam setiap transaksi komunikasi.
Terry Amstrong dan Walter Weatley sebagai konsultan di berbagai lemebaga pendidikan, mengembanggkan suatu model diagnostic yang menganalisis enam factor utama dalam suatu organisasi perpustakaan yaitu:
1. Perencanaan dasar dalam arti apakah organisasi memiliki mission, visi dan sasarannya yang ingin di capai?
2. Praktek-praktek bisnis yang umumnya, dalam arti apakah organisasi memeiki system manajement yang benar?
3. Keuangan, dalam arti apakah suatu lembaga pepustakaan dapat beroperasi berdasarkan rencana dan data financial yang tepat waktu dan akurat?
4. Iklan dan promosi dalam arti apakah anggota organisasi sadar tentang kaitan antara iklan dan perjualan?
5. Riset pemasaran dalam arti apakah para anggota organisasi menyampaikan bahwa persaingan memiliki juga strategi, kebijakan dan sebagainya dan bahwa perhatian para kebutuhan pelanggan harus besar?
6. Didalam pepustakaan terdapat sumber daya manusia namun, dalam arti apakah organisasi memiliki system waktu yang tepat untuk melakukan rerkrutmen bagi pengunjung, sehingga menerapkan system daya tarik minat baca masyarakat.
Ditinjau dari sebuah pertanyaan di atas, tentu seorang pustakawan harus menjadi sosok pustakawan yang ideal. Menurut Harahap Hamidy Basyral pada seperempat abad 1973-1998 sosok pustakawan yang ideal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Aspek Profesional
Pustakawan Indonesia berpendidikan formal ilmu perpustakaan. Pustakawan juga di tuntut gemar membaca, trampil, kreatif, cerdas, tanggap,berwawasan luas,beroentasi kedepan,mampu mnenyerap ilmu lain, objektif ( berorientasi pada data), generalis di satu sisi, tetapi memiliki disiplin ilmu tertentu di pihak lain, berwawasan lingkungan, mentaati etika profesi kepustakawanan, mempunyai motivasi tinggi, berkarya di bidang kepustakawanan, dan mampu melaksanakan penelitian serta penyuluhan.
b. Aspek kepribadian dan prilaku
Pustakawan Indonesia harus bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral pancasila, mempunyai tanggung jawab social dan kesetikawanan, memiliki etos kerja yang tinggi, mandiri, loyalitas melayani, ramah dan simpatik, terbuka terhadap kritik dan saran, selalu siaga dan dan tanggap terhadap kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi, berdisiplin tinggi, dan menjunjung tinggi etika kepustakawanan Indonesia.
Puatakawan Sebagai Profesi
Dr.James J. Spillare (susanto 1992. Hal 41-48) dalam Artikel International ensclopedia of education, ada beberapa yang berkaitan dengan profesi
1. Memiliki skil atau kemampuan, pengetahuan tinggi yang tidak dimiliki oleh orang umum lainnya, baik itu diperoleh dari hasil pendidikan maupun pelatihan yang diikutnya, ditambah lagi dengan pengalaman selama bertahun-tahun yang telah ditempuhi sebagai professional.
2. Memiliki kode etik, merupakan standar moral bagi setiap profesi yang dituangkan secara formal, tertulis dan normative dalam suatu bentuk aturan main dan prilaku ke dalam “ kode etik “ yang merupakan standar atau komitment moral kode prilaku atau (code of canduct) dalam pelaksanaan tugas dan kewajiban selaku by profession dan by function yang memberikan bimbingan, arahan, serta memberikan jaminan dan pedoman bagi profesi yang bersangkutan untuk tetap mematuhi kode etik tersebut.
3. Memiliki tanggung jawab ( responsibility) dan integras pribadi (integraty) yang tinggi, baik terhadap dirinya sebagai penyandang profesi pustakawan, maupun terhadap masyarakat.
4. Memiliki jiwa pengabdian, yaitu seorang pustakawan harus bersikap toleran terhadan pengguna karena dapat memudahkan hubungan komunikasi dengan baik.
5. Otonominasi organisasi professional yaitu memiliki kemampuan mengelola ( memanajement) kemudian oraganisasi dalam lembaga perpustakaan yang mempunyai kemampuan dan perencanaan program kerja yang jelas, strategi, mandiri, dan tidak tergantung pada pihak lain. Sekaligus dapat bekerja sama dalam profesi yang berbeda. Dapat dipercaya dalam menjalankan operasional peran dan fungsi, disamping itu memiliki standard an etos kerja professional yang tinggi.
Untuk Menjadi anggota salah satu organisasi profesi sebagai wadah untuk menjaga eksistensinya, mempertahan kehormatan, dan memerhatikan prilaku standar profesi berfungsi sebagai tempat berkumpul dan juga sebagai wahana komunikasi untuk saling menukar informasi, pengetahuan, dan rasa solidaritas salama-lamanya. Salah satu ciri seorang profesional adalah memiliki daya tanggap yang cepat atau responsif. Pemakai akan sangat terkenang dengan respon cepat dari pustakawan atas kebutuhan yang dihadapinya.
(Assurance) Yang termasuk jaminan antara lain kemampuan, kesopanan, sifat yang dapat dipercaya oleh pustakawan, sehingga pemakai akan merasa nyaman dalam memanfaatkan layanan perpustakaan.
Keandalan (Reliability) Kemampuan pustakawan untuk memberikan layanan sesuai yang dijanjikan dengan akurat, cepat dan memuaskan. Misalnya untuk satu kali transaksi peminjaman bila standar waktunya 30 detik/transaksi, maka maksimal waktu 30 detik itu yang harus diberikan kepada pemakai. Perpustakaan memiliki standar operasional dalam setiap jenis layanan, misalnya pengolahan buku dari sejak buku datang sampai siap dipinjam oleh pemakai memerlukan waktu berapa hari. Standar tersebut dikomunikasikan kepada pemakai.
Kemudahan Pemakaian ya. Jenis Layanan Pemakai akan lebih menyukai perpustakaan yang menggunakan sistem layanan terbuka. Pemakai secara psikologis lebih senang bila tahu betul keberadaan bahan pustaka yang diinginkan. Pada sistem layanan tertutup, kecurigaan pemakai kepada pustakawan untuk bersikap adil dalam melayani pemakai selalu ada. Sistem layanan terbuka lebih memungkinkan interaksi yang lebih mendalam antara pustakawan dan pemakai.
Kelengkapan Koleksi Kelengkapan koleksi merupakan salah satu faktor utama pendorong masyarakat berkunjung dan memanfaatkan layanan perpustakaan.
“keaktifan pustakawan dalam berkomunikasi antar personal yaitu ketika sebuah gedung perpustakaan memiliki koleksi yang banyak, sesuai dengan kebutuhan pemakai, sehingga banyak dikunjungi masyarakat guna mencari informasi yang di perlukan. Disaat itulah pustakawan harus tepat dalam mengungkapkan komunikasi secar verbal kepada pemustaka”
Ada lima prinsip dasar yang harus dikembangkan oleh Pustakawan Profesional
1. Cerdas
Pustakawan tidak cukup memiliki skill dengan kemampuan yang tinggi. akan tetapi, dituntun agar dapat bekerja dengan dengan cerdas. Cerdas berarti Kreatif dan mampu menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang cepat.tidak suka menunda-nunda pekerjaan, cepat lugas, focus tapi tepat, dalam bertindak
2. The Magic of Thingking Big ( Berpikir dan Berjiwa Besar)
Sikap seorang pustakawan menunjukkan bagaimana karateristik cara kinerjanya. Disini, pustakawan dituntun agar selalu menjaga Etika dan memiliki keinginan yang kuat untuk mengembang perpustakaan kea rah yang lebih baik. “ Berpikir sebelum melakukan apa yang ingin dikerjakan, agar pekerjaan itu mempunyai planning yang kuat” apalagi Berjiwa besar yaitu salah satu sikap yang dimiliki oleh seorang Manager dalam perpustakaan, maka pustakawan juga harus memiliki sifat yang menjadi tatanan suatu kebaikan yang bisa di contoh oleh orang lain.
3. Etika
Etika merupakan suatu kebiasaan atau tingkah laku yang tindakannya sesuai denga moral yang dimiliki. Sehingga muncul dengan istilah etika yang baik dan juga watak yang buruk. Etika lebih cenderung dengan sikap yang terinvertasi dengan perasasaan, sehingga bisa merubah segala prasangka yang buruk menjadi prasangka yang lebih baik. Pustakawan dituntun agar dapat berpikiran positif kepada pemustaka. Bersikap ramah tamah, dan sopan santun dalam melayani masyarakat yang berkunjung ke poerpustakaan.
4. Pustakawan harus berfungsi sebagai Agent perubahan ( Agent of Changes)
Pustakawan harus bisa menjadi seorang Nara Sumber ( Resource Personal) bagi orang-orang yang memerlukan pembaharuan bagi dirinya. Sebagai nara sumber pustakawan harus berwawasan luas dan cepat dalam menangkap informasi. Mampu mengakses teknologi informasi yang diterapkan diperpustakaan.yang tujuannya memberikan pendidikan, dan pengenalan Iptek dalam memberikan informasi kepada Masyarakat.
5. Komunikatif
Komunikasi adalah sumber utama yang terpenting didalam profesi pustakawan professional, membangun komunikasi dengan orang lain akan menghilangkan kesombongan, kepenatan, kekecewaan yang biasanya akan menjadi factor penghambat dalam pergaulan sehari-hari
Komunikasi dapat berperan sebagai wahana membangun keakraban, sehingga menimbulkan sifat (take and Gave) pendapat. Dan menghilangkan kesalah pahaman ( misunderstanding) dalam pergaulan.
Pustakawan dapat mengembangkan komunikasi dengan dua arah, agar dapat mendatangakan empaty, dan kepercayaan dari orang lain. Sehingga aktifitas dalam perpustakaan dapat hidup.
“ secara Universal, manusia tidak dapat berinteraksi anatara individu yang satu dengan kelompok individu yang lainnya, dengan kelompok yang satu dengan etnitas kelompok yang berbeda, jika komunikasi tidak dapat dilangsungkan baik secara verbal maupun non verbal.
KEPRIBADIAN SEORANG PUSTAKAWAN
Kepribadian menunjukkan bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu yang lain. Namun kepribadian tidak dapat di artikan secara mendalam, karena kepribadian pada dasarnya tidak bisa di nilai “baik” dan “buruk’ (netral).
Syarat Kepribadian
a. Sopan, arif, aktif dan bijaksana
Kepribadian sesorang petugaas layanan sebagai individu yang melayani akan kebutuhan pemakai secara langsung, sangat bergantung pada prilakunya, harus berlaku sopan santun dalam berhubungan denagn internal maupun eksternal merupakan hal yang luar biasa pentingnya.
b. Mandiri, Kritis, rasa memiliki dan bertanggung jawab
Penampilan seorang petugas layanan di sebuah perpustakaan senantiasa menunjukkan kemampuan yang baik jika dilandasi dengan penguassaan materi permasalahan yang akan disampaikan dan didukung oleh pengetahuan dan sikap serta persepsi yang tepat.seseorang yang memiliki kualitas pelayanan yang bermutu cenderung berkomunikasi dan menyampaikan dengan utuh informasi yang dikemas dengan baik. Sehingga petugas merasa mampu dan bertangung jawab akan jasa yang diberikan.
TIPE KEPRIBADIAN
a. Realistis
Kepribadian yang realistis adalah orang yang selau berppandangan berdasarkan fakta yang nyata. Ia tidak akan mengutarakan inforrmasi yang dissajikan berdasarkan perkiraan, dan selalu disajikan sebagai suatu issu yang sedang berkembang. Setiap penyampaian informasi senantiasa didasari dengan data dan bukti yang akurat guna memberikan rasa kepuasaan yang optimal kepada pemakai.
b. Intelektual
Petugas layanan sebaiknya memiliki intelektual tinggi.kecerdasan berpikir sebagai hasil pendidikan seccara formal dan wawasan sebagai hasi interaksi dengan banyak orang.petugas layanan harus berupaya menambah dan meningkatkan kemampuan ilmunya dari berbagai media yang di peroleh dari berbagai sumber
c. Sosial
Sebagai mahkluk social, manusia cendrung unruk berkelompok dan bermasyarakat.kecendrungan untuk mencari dan berhubungan dengan kelompok masyarakat yang lainnya, yang ditunjang dengan kemampuan yang ada pada dirinya.sehingga dapat berhubungan dengan efektif dengan orang lain.
d. Konfensional
Yaitu orrang yang selalu berpegang teguh pada prinsip yang ia miliki. Baik didalam menyampaikan informasi kepada pemakai dengan standar yang baik mealui bahan rujukan maupun pada sumbernya. Prilaku
e. Penafsiran
Pengalaman yang dimiliki oleh sesorang serta cakupan wawasan berpikir yang luas nformasi akan mampu membuat tafsiran yang bervariasi terhadap informasi yang akan disampaikan sehingga pemakai merasa bertambah ilmunya atas masalah yang dihadapi.
f. Arstistik
Kepribadian ini memiliki rasa seni yang sangat luas, sehingga tampilannya selalu kelihatan rapid an menarik. Sikap simpatik ini merupakan cerminan kepribadian yang diidamkan oleh banyak orang dan membuat mereka dating
Analisis Tugas
Analisis tugas (task analysis) adalah suatu metode untuk menentukan syarat-syarat khusus kinerja suatu pekerjaan untuk menunjjukan apa yang harus diketahui dan dilakukan seorang petugas pustakawan dalam menyempurnakan pekerjaanya. “ analisi tagas adalah suatu metode untuk menentukan secara tepat, secara trerperinci dan dapat di ukur, kinerja orang untuk mencapai tujuan manajement, alat-alat dan kondisi tertentu yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan, dan keterampilan-keterampilan dan pengetahuan tertentu yang di perlukan oleh seorang petugas pegawai ( michalak dan Yager,1979, hlm.43).
Analisis Kinerja seorang pustakawan
Tata cara bagaimana mengerjakan tugas sebgai seorang pustakawan, sesungguhnya merupakan bagian penting dalam dokumentasi persoalan tentang apa yang terjadi dalam suatu lembaga perpustakaan itu sendiri. Bagaimana pegawai mengerjakan tugas mereka dengan baik, seringkali ditentukan oleh penilaian terhadap kinerja mereka.
Cummina dan Schwab (1973) menjelaskan empat metode penilaian prestasi kerja 1. Prosedur komparatif, yang memusatkan perhatianpada evaluasi pegawai ke pegawai yang lainnya.2 standar absolute, yang memusatkan perhatian pada penilaian pegawai ke ukuran standar umum.3. manajemen berdassarkan tujuan, memusatkan perhatian pegawai ketujuan khusus 4. Indeks langsung. Memusatkan perihatian pada ukuran objektif prilaku.
Analisis interview
Dalam sebuah perpustakaan, tentu tidak lepas dari interview (wawancara) seorang petugas pustaka dengan pengunanya. Hal ini terjadi proses timbal balik antara komunikator ( petugas pustaka) dan komunikan (pengguna) kedua-duanya saling melakukan teknik wawancara agar proses hubungan antara petugas pustaka dengan pengguna lebih menjalin tingkat kepuasan dari hasil wawancara tersebut. Sebagai contoh, pengguna ingin mendapatkan informasi tentang bagaimana lembaga perpustakaa itu bisa menarik perhatian terhadap minat baca masyarakat? Seorang pustakawan yang professional, tentu harus bisa menjelaskan dengan konsep komunikasi yang baik. Dan bagaimana pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat diterima dengan baik.
Dalam lingkungan organisasi perpustakaan manajemen pustakawan juga dilihat sebagai komunikasi ilmiah dan proses penyampaian informasi harus diberi nilai tambah dengan mengorganisasikan pengetahuan yang diciptakan dan dikemas diluar perpustakaan. Perpustakaan harus dijadikan penerbit pengetahuan bagi masyarakat pengguna.
Pertama, pustakawan berperan sebagai fasilitator utama dalam berbagai pengetahuan, dengan menciptakan budaya dan memelihara infrastruktur yang diperlukan untuk mengoperasikan manajemen pengetahuan.
Kedua, pustakawan berperan dalam mengambil manfaat dari konsep manajemen pengetahuan dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja perpustakaan. Manajemen pengetahuan dapat dijadikan sebagai pemicu agar pustakawan lebih inovatif dan kreatif dalam menyiasati sakupan elektronik yang harus dicakup dalam konsep perpustakaan elektronik yang telah dikembangkannya selama ini. Masih banyak muatan pengetahuan eksplisit yang belum tersedia dalam bentuk elektronik yang sesungguhnya dibutuhkan oleh para pengguna perpustakaan.
Ketiga, pustakawan juga harus berupaya mengidentifikasi pengetahuan eksplisit dan mengembangkan sistem yang diperlukan untuk menanganinya dengan mengembangkan pengetahuan tak terstruktur (tacit)
Keempat, pustakawan harus segera mengambil prakarsa untuk mengeksplorasi potensi informasi dan pengetahuan yang terdapat dilingkungannya masing-masing dan mengembangkan system untuk penanganannya, termasuk penyiapan sumber daya manusia, organisasi, infrastruktur teknologi informasi, dan infrastruktur hukum yang diperlukan untuk itu.
Solusi yang harus dipenuhi terhadap pustakawan dalam memberdayakan pengetahuan antara lain : Pertama, pustakawan harus dapat meningkatkan kemampuan dalam teknologi informasi yang memadai. Kedua, mengembangkan komunikasi ilmiah (science communication) bagi sesama pustakawan. Ketiga, menumbuhkan jiwa kewirausahaan (entreprenuership) dan core bisnis. Keempat, pustakawan diharapkan mampu meningkatkan kompetensi manajerial dan kepemimpinan berbasis informasi.
KESIMPULAN
penerapan komunikasi sangat diutamakan, Karena dapat memajukan perpustakaan itu sendiri. Hal tersebut tentu sangat diinginkan bagi setiap orang. Idealnya sebuah perpustakaan itu, jika komunikasi antar organizer selalu terjaga dengan baik.
Profesi sebagai pustakawan, tidak selalu harus duduk, bersifat menata ruang, akan tetapi harus mampu menghidupkan perpustakaan itu menjadi kantor yang bersifat proaktif. Komunikasi memang menyentuh semua kehidupan bermasyarakat, atau sebaliknya semua aspek kehipan masyarakat menyentuh komunikasi. Karena itu orang melukiskan komunikasi sebagai Ubiqiutous atau serba hadir. Komunikasi dapat hadir dimanapun dan kapanpun juga. Fenomena komuikasi terdapat di manan saja. Sehingga setiap orang menganggap dirinya sebagai ahli komunikasi , baik menyangkut permasalahannya maupun pemecahannya.
Konsep komunikasi yang harus diterapkan oleh pustakawan memang selalu bersifat hadir. Ketika pemustaka membutuhkan informasi yang diinginkan. Namun komunikasi terkadang menimbulkan kesulitan karena fenomena komunikasi itu menjadi luas, ganda dan multi makna.hal itu kerap kali ditemukan disaat komunikan dan komunikator saling berinteraksi atau disebut komunikasi intra persona.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Anwar.Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT RajaGrapindo Persada,2008
Yayono,Yoyo.layanan Perpustakaan, bahan ajar diklat calon pustakawan tingkat ahli,Jakarta: Perpustakaan Nasional RI,2004
Harahap,Basral Hamidy. Kiprah Pustakawan,Jakarta: Pengurus Besar Ikatan Pustaka Indonesia,1998
Siagian,P Sondang,Teori Pengembangan Organisasi,Jakarta: PT Bumi Aksara,2002
Effendy,Onong Uchjana,Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2005
Maulana,Deddy.Teory Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2008
Hermawan,Rachman.Etika Kepustakawanan,Jakarta:CV.Sagung Seto,2006
Waine pace,Don F faules.Komunikasi Organisasi,Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2006
Sulistyo-Basuki.Pengantar Ilmu Perpustakaan,Jakarta: Gramedia Pustaka,1993
0 komentar:
Posting Komentar